“Jualan itu membantu orang, tapi dibayar” pernah baca kalimat ini,
Jika pernah, selamat anda belajar ke orang yang tepat. Karena seingat saya ini kalimat dari Dewa selling “Dewa eka prayoga”.
Namun, kenyataanya banyak orang yang mendapat penolakan saat menawarkan sesuatu termasuk saya tentunya. Kalau jualan membantu orang, kenapa kok mereka menolak? Kenapa orang menolak bantuan kita?
Jawabannya karena kita membantu orang yang salah, yaa..mungkin kita berjualan ke orang yang tidak membutuhkan produk kita. Jangankan suruh bayar, gratisan saja belum tentu dia mau.
Lalu bagaimana supaya kita tidak menjual ke orang yang salah?
“Buyer persona”, mungkin kita lupa membuat buyer persona. Mungkin juga kita sudah membuat tapi masih belum tepat.
Apa sih sebenarnya buyer persona?
Buyer persona adalah gambaran detail dari orang-orang yang menjadi target pasar kita, dari buyer persona inilah yang akan menjadi acuan disetiap aktivitas marketing kita selanjutnya.
Buyer persona akan menentukan metode yang kita gunakan dalam beberapa berikut,
- Copywriting
- Media
- Content marketing
- Targetting dalam facebook ads
- Dll.
Apa yang harus ada dalam buyer persona?
#1. Goal
Jualan adalah membantu, dan untuk memberi bantuan yang tepat tentu kita harus tahu apa goal dari orang yang dibantu. Maka dari itu kita harus tahu goal dari calon buyer kita.
Contoh : kita ingin jual jilbab, maka goal dari pembeli jilbab adalah menutup aurat, tampil syar’i, masuk surga.
#2.Tantangan
Apa yang menjadi tantangan dari calon buyer kita, ada goal tentu ada tantangan bukan? “ingin menutup aurat tapi terlihat modis” contoh sederhana untuk tantangan seperti itu.
#3.Demographic
Kita sudah pasti wajib tahu target pasar kita berada di kisaran umur berapa, tinggal dimana dan sudah pasti jenis kelaminnya apa.
Contoh untuk jilbab, wanita berusia 18-40 tahun yang tinggal di kota.
Mengetahui demographic dari calon buyer kita akan sangat berguna, apalagi jika kita menggunakan facebook ads untuk mendatangkan traffic.
#5. Background
Apakah target pasar kita anak kuliahan, pegawai kantoran atau ibu rumah tangga? Kita juga bisa menggunakan penghasilan sebagai patokan semisal ibu rumah tangga dengan penghasilan 10 juta/bulan dll.
Dari sini tentu kita bisa menentukan harga yang dapat dijangkau oleh target pasar kita.
#6.Hobby
Apa yang mereka gemari, contoh untuk jilbab wanita yang suka fashion, shopping dan online. Semua niche pasti punya market dengan hobby tertentu pastinya. Dari hobby ini kita dapat menemukan komuniatas mereka, lalu pedekate dan jualan..hee
#7.Kecemasan
Setiap orang pasti mencemaskan sesuatu, setuju? Contohnnya untuk wanita remaja yang berjilbab mengkin mereka mencemaskan “gengsi”, atau karena berbelanja online mereka cemas akan “penipuan” , bisa juga mereka cemas tidak bisa membeli jilbab paling trend karena keterbatasan dana.
Nah, setidaknya itulah tujuh hal yang harus ada dalam buyer persona yang kita buat. Kita bisa mendapatkan data-data tersebut dari survey, interview langsung atau imajinasi. So, jika belum membuat buyer persona, silahkan buat..
Awesome post. Lets visit us
BalasHapus